Pengawasan di Teluk Bayur Harus Diperkuat
Anggota Komisi XI DPR RI Willgo Zainar Usai mengikuti pertemuan dengan Kakanwil Bea dan Cukai Sumatera Barat di Padang.Foto :Husen/rni
Perairan Teluk Bayur di Sumatera Barat yang menghadap ke Samudera Hindia sangat strategis bagi lalu lintas barang impor dan ekspor. Peran Bea dan Cukai sangat krusial di Teluk Bayur. Penguatan pengawasan di teluk ini jadi keniscayaan untuk terus ditingkatkan.
Usai mengikuti pertemuan dengan Kakanwil Bea dan Cukai Sumatera Barat di Padang, Anggota Komisi XI DPR RI Willgo Zainar menyerukan penguatan pengawasan tersebut. "Kapal yang memantau penyelundupan di perairan harus diperkuat. Ke depan seiring peningkatan kapasitas SDM dan sarana prasarana, maka penyelundupan akan bisa ditekan," kata Willgo, Senin (28/1/2019).
Dalam pertemuan dengan Kakanwil Bea dan Cukai Sumbar, terungkap, ada 19 ribu batang rokok yang berhasil diamankan Bea Cukai setempat. Temuan ini cukup signifikan dengan menggunakan cukai palsu. Di sinilah pentingnya penguatan pengawasan perairan itu, karena bagitu strategisnya Teluk Bayur. Sementara dari sisi penerimaan, secara total memang tidak terlalu besar kontribusinya. Namun, perannya di wilayah strategis tidak bisa diabaikan.
Data Kanwil Bea dan Cukai Sumbar menyebutkan, target penerimaan dan realisasi dalam tiga tahun terakhir menunjukkan grafik meningkat. Tahun 2016, dari target Rp 63 miliar yang terealisasi Rp 62 miliar. Tahun 2017 targetnya Rp 90 miliar terealisasi Rp 110 miliar. Sementara pada 2018 target yang ditetapkan Rp 51 miliar dan terealisasi Rp 55 miliar.
“Secara total Bea Cukai wilayah Sumatera Bagian Barat ini mencapai 113 persen dari target. Artinya terlampaui. Cuma kita prihatin dengan harga CPO yang cenderung memberatkan, karena ada press treshold yang ditetapkan 750 dolar AS per ton. Sementara harga saat ini di bawah itu," ungkap politisi Partai Gerindra itu. (mh/sf)